Kripto Crash, Pendiri Binance Kehilangan 1,230 Triliun

Kripto Crash, Pendiri Binance Kehilangan 1,230 Triliun
Kripto Crash, Pendiri Binance Kehilangan 1,230 Triliun, Foto: Bitcoin

Pasar Kripto Ambruk Pendiri Kripto Pusing

Pasar Kripto sedang ambruk, hampir semua koin kripto mengalami penurunan harga yang sangat tajam dan membuat beberapa investor, trader, mengalami kerugian yang tidak sedikit jumlahnya. Hal yang sama juga dialami para pemilik marketplace kripto seperti pemilik binance, coinbase, dan lain sebagainya. Banyak isuu dan beberapa hal yang kurang jelas mengenai ambruknya pasar kriptop ini, berbagai spekulasi diluncurkan tapi belum mampu menjawab kenapa bisa sampai crash seperti ini.

Coinbase Terdampak penurunan nilai Kripto

Brian Armstrong yang merupakan Owner dari Coinbase Global Inc, dilaporkan telah kehilangan aset kripto miliknya, dimana awalnya nilai asetnya adalah USD 13,7 miliar atau sekitar Rp 199 triliun menurun menjadi sekitar USD 8 Miliar atau Rp 116 Triliun, hal ini terjadi saat nilai aset kripto miliknya menurun drastis setelah terdampak dari aksi jual mata uang Bitcoin ke Ether. Menurt laporan dari Bloomberg, saham dari coinbase juga menurun cukup tajam hingga 84% dimulai dari april 2022 yang lalu. Jajaran dari internal Coinbase juga mengingatkan bahwa hal ini bisa saja terus berlanjut dan volume perdagangan dan transaksi yang terjadi secara bulanan bisa saja akan lebih rendah dari quartal dua ini. Bila ini terjadi tentu harga saham dan kinerja perusahaan bisa menurun lebih lanjut lagi.

Hal turunnya asset Coinbase dan harga saham perusahaan menimbulkan sejumlah pertanyaan dikepala para investor, mereka mempertanyakan apa dan bagaimana langkah Coinbase dalam mengendalikan harga yang terus merosot. Karena suara suara pertanyaan ini makin lama makin negatif, maka Armstrong pun ikut menyuarakan pendapatnya ke publik.

“Tidak ada risiko kebangkrutan bahkan di tengah peristiwa “angsa hitam” dan dana pengguna aman,” kata Armstrong dalam upayanya menenangkan para investor coinbase.

Musibah LUNA

Sosok lain yang menderita keterpurukan akibat jatuhnya harga kripto ini ialah CEO Bank pedagang Cyrpto Galaxy Digital, Michael Novograts, yang disebut-sebut kehilangan asetnya sejumlah Rp 84 triliun karena merosotnya nilai Crypto Terra LUNA.

“Saya mungkin satu-satunya pria di dunia yang memiliki tato Bitcoin dan tato Luna,” kata Novogratz pada konferensi Bitcoin 2022 di Miami pada 6 April lalu.

Ada kabar turunnya LUNA ini kemungkinan karena mereka menjual semua aset Bitcoinnya sehingga investor dan pedagang LUNA menjadi kurang percaya dan berbondong-bondong menjual koin LUNA mereka, dan ini membuat LUNA ambrol begitu dalam. Sementara itu Nilai Bitcoin dan Ether sebagai koin terbesar di dunia ini sudah turun nilainya hampir 50% jika dihitung dari rekor harga tertinggi mereka pada akhir tahun 2021.

Pendiri Binance Kehilangan Aset terbesar dunia

Zhao Changpeng yang merupakan CEO dari Binance, sepertinya akan menjadi orang yang kehilangan paling besar akibat menurunnya nilai uang kripto ini. Zhao diperkirakan kehilangan aset senilai Rp 1.230 triliun atau sekitar USD 85 Miliar, menggunakan nilai perusahaan rata-rata untuk kelipatan penjualan Coinbase dan perusahaan crypto Kanada Voyager Digital sebagai dasar perhitungan. Selain Zhao masih ada lagi Tyler dan Cameron Winklevoss yang merupakan salah satu pendiri dari marketplace crypto, Gemini, juga telah kehilangan sekitar USD 2,2 miliar atau lebih dari 40% dari kekayaan mereka tahun ini.

Sam Bankman-Fried yang merupakan CEO dari Echanger Crypto FTX juga mengalami penurunan aset lebih dari 50% sejak mulai akhir maret lalu menjadi sekitar USD 11,3 Miliar.

Dalam perusahaan Coinbase, Armstrong ternyata bukan satu-satunya orang yang kehilangan begitu banyak nilai aset. Salah satu rekan pendiri Coinbase Fred Ehrsam juga mengalami penurunan kekayaan hingga 60% tahun ini, dimana sebelumnya tahun lalu kekayaannya masih terhitung sebanyak USD 1,1 miliar.