Demam Saat Puasa? Ikuti 8 Tips Ini Agar Lancar!

Siapa pun dan kapan pun bisa mengalami demam, termasuk saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Demam terjadi ketika suhu tubuh meningkat dan merupakan respons terhadap penyakit atau kondisi lainnya. Secara agama, orang yang sedang sakit seperti demam tidak diwajibkan untuk berpuasa. Namun, ada beberapa orang yang tetap ingin melanjutkan puasanya karena ingin merasakan ibadah yang penuh di bulan yang hanya datang setahun sekali ini.

Menurut Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan demam, seperti infeksi virus atau bakteri, paparan suhu yang panas, radang, tumor, penggunaan obat tertentu, dan respons antibodi terhadap vaksin. Penderita demam yang disebabkan oleh kondisi tertentu dapat mengalami beberapa gejala tambahan seperti pusing, lemas, bahkan pingsan. Oleh karena itu, puasa tidak direkomendasikan bagi orang yang mengalami demam yang cukup tinggi, karena hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatannya.

8 Tips Agar Lancar Meski Demam Saat Puasa

Meskipun tidak disarankan secara medis, tetap mungkin untuk menjalankan puasa dengan aman dan lancar ketika sedang demam. Namun, perlu diingat bahwa sebaiknya hanya melanjutkan puasa jika demam yang dialami masih ringan. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat merekomendasikan untuk menghentikan puasa jika demam mencapai 38,9°C atau lebih tinggi. Jika penderita tidak merasa terlalu lemah atau sakit, maka puasa dapat dilanjutkan, namun harus segera dihentikan jika kondisi kesehatannya memburuk. Selain itu, terdapat beberapa tips yang harus diperhatikan agar puasa tetap aman dan lancar ketika sedang demam, yaitu:

Pastikan asupan cairan tercukupi

Ahli neurologi dan ketua Departemen Kedokteran Universitas Virginia, Mitchell Rosner, mengungkapkan bahwa saat seseorang mengalami demam, tubuh akan kehilangan lebih banyak cairan daripada biasanya. Hal ini bisa terjadi akibat keringat yang lebih banyak atau ketika membuang ingus. Kondisi ini membuat orang yang sedang sakit lebih rentan mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi.

Oleh karena itu, jika memutuskan untuk tetap berpuasa saat mengalami demam, pastikan asupan cairan tercukupi. Rosner merekomendasikan agar seseorang minum lebih banyak cairan saat sahur dan berbuka. Hal ini akan membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mencegah dehidrasi.

Menurut Rosner, ketika seseorang terhidrasi dengan baik, maka kebanyakan pasien akan merasa lebih baik. Oleh karena itu, pastikan untuk minum cairan yang cukup selama bulan Ramadhan dan hindari minuman berkafein atau beralkohol yang dapat membuat tubuh kehilangan cairan lebih banyak.

Tetap minum obat sesuai anjuran dokter

Ketika sedang demam, sangat penting untuk tetap mengonsumsi obat secara rutin dan tepat waktu, terlebih jika Anda memutuskan untuk berpuasa. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan beberapa panduan untuk konsumsi obat selama puasa.

  • Jika obat dikonsumsi hanya satu kali sehari, sebaiknya diminum pada waktu sahur atau berbuka.
  • Sedangkan jika obat dikonsumsi dua kali sehari, diminum pada saat sahur dan berbuka, masing-masing satu kali.
  • Jika obat dikonsumsi tiga kali sehari, diminum pada waktu sahur, berbuka, dan malam sekitar pukul 23.00, atau dengan interval 5 jam sekali.
  • Sementara itu, jika obat dikonsumsi empat kali sehari, diminum setiap interval 4 jam sekali atau pada saat pukul 04.00 atau saat sahur, pukul 18.00 atau saat buka puasa, pukul 22.00, dan 01.00 dini hari.
  • Selain itu, terdapat obat-obatan yang perlu diminum sebelum makan, yakni sekitar 30 menit sebelum makan sahur atau makan malam setelah berbuka, dan obat yang diminum setelah makan, yakni sekitar 5-10 menit setelah makan besar.

Pastikan untuk mengikuti panduan tersebut dengan baik agar obat dapat bekerja secara optimal dan membantu pemulihan dari demam.

Bila perlu kompres dengan air hangat

Penderita demam saat menjalankan puasa terbatas dalam mengonsumsi obat penurun panas. Oleh karena itu, alternatif lain untuk menurunkan panas adalah dengan menggunakan kompres air hangat. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kompres hangat dapat membantu meredakan gejala demam dengan meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui vasodilatasi perifer. Untuk melakukan kompres yang benar, basahi handuk dengan air hangat dengan temperatur sekitar 43°C, kemudian tempelkan di bagian wajah, leher, dan tangan secara rutin.

Makan banyak buah dan sayur

Agar tetap sehat dan terhidrasi selama berpuasa saat mengalami demam, penting untuk memperhatikan asupan makanan saat sahur dan berbuka. Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air dan vitamin seperti sayur dan buah. Menurut Medical News Today, ada beberapa jenis buah yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat mengalami demam seperti jeruk, kiwi, jambu biji, dan buah beri seperti stroberi, raspberry, dan blueberry.

Buah-buahan ini kaya akan vitamin C yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan infeksi penyebab demam. Dengan memperhatikan asupan makanan yang sehat dan bergizi, maka tubuh akan tetap terjaga kesehatannya meskipun sedang berpuasa dan mengalami demam.

Penting cukup istirahat

Selama mengalami demam, pastikan untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh. Meskipun harus bangun sahur untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk berpuasa, tetap usahakan untuk tidur setidaknya selama 8 jam dalam sehari. Ini penting untuk membantu tubuh memulihkan diri dan mengatasi peradangan yang terjadi akibat demam.

Ketika tubuh istirahat yang cukup, maka sistem imun tubuh dapat berfungsi secara maksimal dalam melawan infeksi penyebab demam. Selain itu, tidur yang cukup juga dapat membantu tubuh mengatur suhu tubuh yang sedang tidak stabil akibat demam. Dengan demikian, tubuh dapat merasa lebih nyaman dan memungkinkan proses penyembuhan berjalan dengan lebih baik. Oleh karena itu, pastikan untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh selama mengalami demam.

Jangan melakukan pekerjaan berat

Ketika berpuasa dan mengalami demam, sebaiknya hindari aktivitas fisik yang berat seperti olahraga atau pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga. Ini karena ketika demam saat puasa, tubuh sedang fokus pada memerangi infeksi atau radang yang terjadi di dalam tubuh. Kondisi ini membuat tubuh kelelahan dan mengeluarkan banyak energi. Jika Anda melakukan aktivitas fisik yang berat dalam kondisi ini, maka tubuh harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan energi. Hal ini bisa membuat demam semakin parah, bahkan bisa menyebabkan gejala lain seperti pusing, mual, bahkan pingsan.

Oleh karena itu, sebaiknya saat mengalami demam berpuasa dengan istirahat yang cukup dan hindari aktivitas fisik yang berat. Jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukan kegiatan yang terlalu berat. Lebih baik fokus pada pemulihan tubuh dengan istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta minum cukup air agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Jika demam tidak kunjung membaik atau gejalanya semakin parah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Hirup Aroma Mint

Saat mengalami demam, seseorang sering merasakan gejala seperti pusing atau hidung tersumbat. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan aroma peppermint atau kayu putih. Peppermint dan kayu putih dikenal sebagai aroma terapi yang dapat membantu mengatasi sakit kepala dan migrain. Aroma peppermint dapat membantu meredakan nyeri dan mengendurkan otot. Minyak esensial peppermint atau kayu putih dapat dioleskan pada kulit atau dihirup melalui air difuser.

Bila perlu makanlah suplemen

Selain mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter, seseorang yang sedang mengalami demam saat puasa juga bisa mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen kesehatan. Namun, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen kesehatan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter akan memberikan rekomendasi mengenai jenis dan dosis suplemen yang tepat untuk dikonsumsi.

Selain itu, hindari mengonsumsi suplemen kesehatan secara berlebihan, karena hal ini dapat memicu masalah kesehatan lainnya. Konsumsilah suplemen sesuai dengan dosis yang dianjurkan, dan jangan menggantikan obat yang diresepkan oleh dokter dengan suplemen kesehatan. Ingatlah bahwa suplemen kesehatan sebaiknya hanya digunakan sebagai pelengkap dalam menjaga kesehatan tubuh, bukan sebagai pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan dokter.

Kapan harus ke dokter ?

Gejala demam dapat menjadi tanda adanya penyakit tertentu yang sedang menyerang tubuh. Jika gejalanya semakin parah, langkah yang harus diambil pertama kali adalah mengunjungi dokter. Demam dapat memburuk seiring waktu, baik saat berpuasa maupun tidak. Oleh karena itu, ada beberapa gejala tambahan yang harus diwaspadai selama demam pada bulan puasa. Menurut Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sebaiknya segera kunjungi dokter jika mengalami gejala seperti:

  • demam tinggi di atas 38,9°C,
  • infeksi pada telinga atau hidung,
  • ingus berwarna hijau, cokelat atau berdarah,
  • batuk berdahak hijau,
  • batuk yang tidak kunjung mereda,
  • ruam kulit,
  • sesak napas.