Siapakah Sunan Gresik ?

Sunan Gresik

Sebutkan Salah satu bentuk perjuangan Sunan Gresik di Jawa adalah :
A. menyamakan status social
B. memberi warna Islam pada adat istiadat lama
C. menciptakan huruf pegon
D. melawan penjajahi portugis​

jawaban dari pertanyaan diatas adalah ?

B. memberi warna Islam pada adat istiadat lama

Sejarah Sunan Gresik

Sunan Gresik, juga dikenal dengan nama Raden Paku atau Maulana Malik Ibrahim, merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Jawa pada abad ke-15. Salah satu bentuk perjuangannya adalah dengan memberikan warna Islam pada adat istiadat lama yang sudah ada di masyarakat Jawa saat itu, sehingga Islam dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat Jawa dengan mudah. Sunan Gresik juga dikenal sebagai tokoh yang menciptakan aksara pegon, meskipun tidak sepenuhnya benar karena aksara pegon sudah ada sebelumnya. Selain itu, Sunan Gresik juga dikenal sebagai seorang ulama dan pengajar agama Islam yang telah membuka banyak pesantren di Jawa. Namun, tidak terdapat informasi mengenai perjuangannya dalam melawan penjajah Portugis karena pada masa Sunan Gresik, Portugis belum melakukan penjajahan di wilayah Jawa.

Perjuangan Sunan Gresik

Sunan Gresik, juga dikenal dengan nama Raden Paku atau Maulana Malik Ibrahim, lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada abad ke-15. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang sangat terkemuka di wilayah itu. Ketika ia masih muda, ayahnya, Sayyid Jamaluddin Ahmad, membawa keluarganya pindah ke India dan kemudian ke wilayah Kalinga, India Timur.

Di Kalinga, Raden Paku mulai belajar agama Islam dari seorang guru sufi terkenal bernama Syekh Hamzah Fansuri. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia dikirim oleh gurunya ke wilayah Jawa untuk menyebarkan ajaran Islam di sana.

Ketika tiba di Jawa, Raden Paku berguru kepada Syekh Maulana Ishak, seorang ulama terkemuka di daerah Gresik. Di bawah bimbingan Syekh Maulana Ishak, Raden Paku semakin memperdalam ilmu agama Islam dan mengajar di beberapa pesantren di Jawa Timur.

Setelah Syekh Maulana Ishak wafat, Raden Paku menjadi penggantinya sebagai pemimpin pesantren di Gresik. Ia terkenal sebagai seorang ulama yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat setempat, karena keahliannya dalam mengajarkan agama Islam yang bersifat toleran dan inklusif.

Selain sebagai pengajar agama Islam, Raden Paku juga dikenal sebagai seorang penyebar agama Islam yang gigih dan tekun. Ia mengunjungi banyak tempat di Jawa dan berhasil mengislamkan banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk bangsawan dan raja.

Di usianya yang sudah tua, Raden Paku mendirikan pesantren di Gresik yang kemudian menjadi pusat pendidikan Islam di Jawa Timur. Pesantren tersebut menjadi salah satu pusat perjuangan melawan penjajah Belanda dan juga pusat penyebaran agama Islam di Jawa.

Karena jasa-jasanya dalam mengajarkan agama Islam dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Sunan Gresik dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Hari lahirnya, 12 Rabiul Awal, diperingati sebagai Hari Santri Nasional di Indonesia sebagai penghormatan kepada Sunan Gresik dan para ulama yang telah memperjuangkan keberlangsungan agama Islam di Indonesia.

Prestasi Sunan Gresik

Sunan Gresik, juga dikenal dengan nama Raden Paku atau Maulana Malik Ibrahim, memiliki beberapa prestasi penting dalam sejarah peradaban Islam dan Jawa, antara lain:

  1. Penyebaran Islam: Sunan merupakan seorang ulama yang gigih dan tekun dalam menyebarkan agama Islam di Jawa, terutama di wilayah Jawa Timur. Ia mengajarkan ajaran Islam yang toleran dan inklusif, sehingga banyak orang dari berbagai kalangan, termasuk bangsawan dan raja, yang tertarik dan mengikuti ajarannya. Ia juga berhasil membangun banyak pesantren di Jawa Timur yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di wilayah tersebut.
  2. Penciptaan aksara pegon: Meskipun tidak sepenuhnya benar, Sunan dikenal sebagai tokoh yang menciptakan aksara pegon, yaitu aksara yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa dengan huruf Arab. Aksara pegon ini kemudian menjadi salah satu bentuk penulisan yang banyak digunakan di Jawa, terutama dalam penulisan kitab-kitab agama.
  3. Pembangunan pesantren: Sunan membangun banyak pesantren di Jawa Timur yang menjadi pusat pendidikan agama Islam. Pesantren-pesantren ini menjadi tempat belajar dan mengembangkan ilmu agama Islam bagi masyarakat Jawa Timur dan menjadi basis penyebaran agama Islam di wilayah tersebut.
  4. Toleransi antar agama: Sunan juga dikenal sebagai seorang ulama yang sangat menghormati agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Ia menunjukkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan dalam beragama, sehingga mampu membangun hubungan yang harmonis antara umat Islam dan non-Muslim di Jawa.
  5. Perjuangan kemerdekaan: Sunan juga menjadi salah satu tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajah Belanda. Ia mendorong masyarakat untuk berjuang melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai seorang ulama, ia juga turut berperan aktif dalam membentuk kesadaran nasional dan membangun semangat persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat Jawa.

Meninggalnya Sunan Gresik

Tidak ada catatan yang pasti mengenai bagaimana Sunan Gresik meninggal. Namun, menurut beberapa sumber, Sunan Gresik meninggal pada tahun 1419 M atau 1420 M di Gresik, Jawa Timur. Ada beberapa versi mengenai penyebab kematian beliau. Salah satu versi menyebutkan bahwa Sunan Gresik meninggal karena sakit, sedangkan versi lain menyebutkan bahwa beliau wafat karena terkena serangan dari pasukan Majapahit yang tidak setuju dengan dakwah Islam yang diperjuangkan oleh Sunan Gresik dan para pengikutnya.

Namun, apapun penyebab kematian beliau, Sunan Gresik dihormati sebagai salah satu ulama besar dan tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia, terutama di wilayah Jawa. Pemakaman beliau terdapat di daerah Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, yang menjadi tempat ziarah bagi umat Islam yang ingin mengenang jasa-jasanya.

Penutup

Dalam sejarah peradaban Islam dan Jawa, Sunan Gresik atau Raden Paku Maulana Malik Ibrahim dikenal sebagai salah satu ulama besar dan tokoh penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur. Ia berhasil menciptakan banyak pesantren yang menjadi pusat pendidikan Islam, menyebarkan ajaran Islam yang toleran dan inklusif, serta membangun hubungan harmonis antara umat Islam dan non-Muslim di Jawa. Prestasi-prestasi tersebut menjadikan beliau sebagai salah satu pahlawan nasional yang sangat dihormati. Selain itu, peran beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan membentuk kesadaran nasional juga diakui oleh masyarakat Indonesia. Meskipun beliau telah meninggal, warisan pemikirannya dan jasa-jasanya akan selalu dikenang dan dijadikan inspirasi bagi generasi-generasi mendatang dalam memperjuangkan kebenaran dan kemanusiaan.