Kenapa Matahari Menjadi Pusat Tata Surya ?

Matahari sebagai pusat tata surya

Mengapa Matahari Menjadi Pusat Tata Surya ?

Seperti kita ketahui matahari adalah sumber panas alami yang sudah berumur kira-kira 4,5 miliar tahun, yang merupakan kumpulan helium dan hidrohem membentuk bola yang besar dan panas di pusat tata surya kita. Jarak matahari dengan bumi diperkirakan mencapai 150 juta kilometer, dan energi yang dipancarkan melalu cahaya dan panas adalah sumber kehidupan di bumi. Ibaratnya bila matahari tidak mengeluarkan energinya lagi maka mungkin kehidupan di bumi kita ini tidak pernah ada. Pada susunan tata surya kita, matahari adalah objet terbesar dengan volume sebesar 1,3 juta bumi untuk memenuhinya.

Menurut NASA, Gravitasi dari Matahari itu menyatukan tata surya, mulai dari menjaga semua yang ada di lingkar tata surya, menjaga planet-planet yang besar sampai bahkan serpihan serpihan kecil untuk selalu tetap berada di jangkauan tata surya dengan matahari sebagai pusat orbit. Matahari memiliki bagian terpanas yang suhunya mencapai kira-kira 15 juta derajat celcius, bagian ini adalah core atau inti dari pusat matahari. Menurut para Ilmuan, bahwa aktivitas matahari dari letusannya yang sangat kuat sampai aliran partike yang bermuatan yang terkirim akibat dari letusan tadi akan mempengaruhi sifat ruang yang ada di suluruh tata surya.

NASA dan Badan Antariksa Dunia lainnya juga memantau terus perilaku dari matahari ini, dan mempelajari semua hal yang berkaitan dengan matahari, mulai dari atsmosfer, permukaaannya, dan bahkan mencoba melihat bagian inti matahari. Dari sini mungkin NASA dan Kawan-kawan bisa menemukan mengapa Matahari menjadi pusat dari tata surya.

Alasan Matahari Menjadi Pusat Tata Surya

Kenapa Matahari menjadi pusat dari tata surya ? Jawabnya adalah Matahari adalah satu-satunya bintang terbesar di tata surya yang memiliki kemampuan atau gravitasi yang bisa menyatukan tata surya. Hal ini terlihat dari penelitian NASA bahwa segala sesuatu yang berada dalam orbit Matahari atau tata surya ini berputar mengelilingi matahari, mulai dari planet-planet termasuk didalamnya adalah bumi, lalu ada asteroid, komet dan serpihan kecil di luar angkasa. Penelitian ini sama denga teori heliosentrisme yang dicetuskan beberapa abad yang lalu tepatnya pada tahun 1543, yang menyebutkan bahwa bumi dan planet-planet di tata surya mengelilingi matahari yang menjadi pusat orbit tata surya.

Nicolaus Copernicus

Nicolas Copernicus lah yang mengusulkan teori mengapa matahari menjadi pusat tata surya ini pada karyanya heliosentris yang diterpitkan pada tahun 1543. Teori ini juga sudah dibenarkan oleh NASA Earth Observatory Teori yang menyebutkan bahwa benar bahwa heliosentris dari Nicolas Copernicus ini menyatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya. Namun model heliosentris ini dianggap masih kurang akurat, karena model ini dicetuskan tanpa teleskop untuk mengamati perbintangan. Semua pengamatan yang dilakukan oleh Copernicus hanya dengan instrumen sederhana dan mata biasa. Copernicus memprediksi posisi-posisi planet dengan cara mengamati posisi dan ukuran planet berdasarkan pengamatan pada bintang. Heliosentris dari Copernicus ini merupakan gagasan pertama yang menyatakan matahari adalah pusat tata surya bukan bumi, dan gagasan ini cukup banyak diterima oleh kalangan masyarakat luas, khususnya para ilmuwan dari berbagai belahan dunia.

Meski begitu, Copernicus bukanlah orang pertama yang memiliki pemikiran bahwa matahari adalah pusat dari tata surya dan menyarankan kepada dunia. Seribu tahun sebelumnya pada abad ke 5 ada filsuf dari Yunani Philolaus dan Hicetas menyebutkan bahwa bumi mengitari object yang panas dan berapi. Kemudian dua abad setelahnya seorang astronom dari Yunani Aristarchus dari samos menyebutkan bahwa object panas dan berapi-api itu adalah Matahari.